Monday, August 8, 2016

Hapuskan dan Hilangkan Part 2

    Setelah sholat dzuhur selesai aku lakukan aku pun bergegas mengambil piring dan juga sendok makan dan langsung menuju kantin tempat biasa aku makan bersama dengan santri-santri yang lainnya. Setelah sampai kantin para santri aku pun ikut barisan untuk mengantri mendapatkan giliran untuk mengambil nasi serta lauk yang sudah di sediakan oleh petugas kantin. Selang beberapa menit giliran ku pun telah tiba ketika aku ingin mengambil makanan sambil melirik kiri dan kanan secara tidak sengaja aku melihat seorang perempuan yang baru saja aku kirimi pesan lewat akun facebook ku tadi siang di warnet. Pandangan ku langsung tertuju seluruh nya kepada seorang wanita yang aku incar kala itu hahaha. Mungkin terlalu lama aku memandangi nya hingga santri lain yang berada di belakang ku menegur ku dengan kata-kata kesal nya "Woi cepetan woi ana laper nih" setelah mengetahui akan hal itu aku pun bergegas mengambil nasi dan lauk yang telah di sediakan oleh petugas. Aku hanya makan nasi putih dengan lauk tempe dan tahu, sebenarnya ada sayur cuma aku adalah tipe orang yang tidak senang atau pun tidak suka makan sayur-sayuran. Setelah selesai makan aku pun langsung bergegas menuju kamar untuk mengambil cucian kotor dan menyerahkan semua nya kepada "ibu cuci". Ya di pesantren ku tersedia banyak sekali bu cuci mereka datang untuk mengambil pakaian kotor para santri yang malas sekali untuk mencuci pakaian kotor nya sendiri hihihi. Mereka biasa kami beri upah sekitar Rp 50.000/minggu, mereka tidak hanya mencuci 1 atau 2 kumpulan pakaian kotor santri tapi mereka bisa mencuci sampai 5 kumpulan kotor para santri.
    Setelah memberikan semua pakaian kotor ku kepada ibu cuci aku pun langsung bergegas menuju kamar untuk bersiap-siap dan menunggu adzan ashar tiba. Aku bergegas mengenakan sarung, baju koko, serta peci putih yang membuat ku terlihat seperti seorang guru ngaji yang sedang menghadapi ujian demi ujian yang di persiapkan Allah untuk aku menggapai serta mendapatkan ilmu agama yang hakiki. Setelah selesai mengenakan itu semua aku tak akan pernah lupa untuk mengoleskan parfum ke leher, kedua tangan, serta bagian depan baju koko yang sedang aku kenakan itu, aku melakukan itu karena agar aku tetap wangi meskipun aku lupa untuk mandi di siang hari. Karena memang benar aku mandi sehari hanya satu kali saja itu pun ketika aku ingin berangkat ke ruang kelas untuk menuntut ilmu formal. Semua pakaian sholat telah aku kenakan dan aku pun tinggal menunggu datangnya waktu adzan ashar, aku biasa rebahan di kasur ku sebelum waktu adzan tiba. Setelah adzan ashar di kumandangkan aku pun langsung bergegas dan berlari dengan membawa kitab-kitab tafsir yang telah ku persiapkan tadi menuju ke masjid yang ada di pesantren ku itu. Aku mengambil wudhu dan langsung bergegas masuk ke masjid untuk melaksanakan sholat ashar berjamaah. Setelah sholat ashar selesai aku kerjakan aku pun membuka kitab yang telah aku bawa tadi kalau tidak salah nama kitab itu adalah kitab Tafsir Jalalain. Tafsir jalalain adalah kitab tafsir Al-Qur'an yang berisikan huruf-huruf arab yang gundul atau tidak berharokat, jadi tugas kita adalah mengkaji nya bersama guru-guru atau pun pimpinan pesantren itu supaya kita paham dan mengerti keajaiban apa saja yang ada di dalam Al-Qur'an. Aku membuka tafsir itu di halaman 12 kalau tidak salah, karena aku masih santri baru dan belum mengerti cara "melogat" di tafsir itu aku pun hanya mendengarkan ayat demi ayat beserta artinya yang sedang di bacakan oleh Dr.KH. Nur Iskandar SQ. Beliau adalah guru sekaligus pemilik pondok pesantren AIC tempat aku menuntut ilmu agama kala itu. Dan beliau adalah seorang pemimpin yang hak terhadap yang benar dan pemimpin yang bathil terhadap sesuatu yang salah. Beliau tidak hanya ingin para santri nya memiliki wawasan yang luas saja tetapi beliau juga menginginkan para santri nya memiliki akidah dan akhlak yang baik kepada semua orang baik adik-adik atau pun orang yang lebih tua dari nya.
    Setelah selesai mengkaji kitab Tafsir Jalalain selesai aku tidak langsung bergegas menuju ke kamar melainkan aku bergegas menuju Wartel yang berada di samping masjid tempat aku mengkaji tafsir itu. Tujuan ku menuju wartel adalah aku ingin menghubungi orangtua ku karena aku sangat kangen dengan mereka. Setelah sampai di wartel sial sekali malangku karena wartel pada saat itu sedang ramai sekali santri yang menghubungi para keluarga, sodara, atau bahkan kekasihnya yang berada jauh dengan pesantren. Aku menunggu sekitar 15 menit dan giliran ku pun akhir nya tiba, aku pun langsung memasuki ruang yang disediakan oleh petugas wartel itu dan langsung menghubungi nomor ibu ku. Pertama-tama aku mengucapkan salam Assalamualaikum dan langsung menceritakan semua kerinduan ku terhadap ibu ku yang biasa memarahi ku ketika aku berbuat salah di rumah. Aku mengatakan "Mah, apakabar mah? Mamah udah makan?Mah aa kangen mamah, aa pengen cepet-cepet liburan dan peluk mamah". Setelah mengatakan dan mencurhatkan semua kerinduan ku terhadap ibu ku tak terasa air mata ku tiba-tiba menetes begitu saja dan mamah ku menjawab dengan lembut "Mamah baik-baik aja a, aa gimana kabarnya disana? Aa udah makan? gimana enak gak jadi santri disana?". Aku pun dengan sigap menjawab semua pertanyaan ibu ku itu dengan semangat aku katakan "Aa baik mah udah mah tadi siang aa makan bareng dikantin, enak mah aa ngerasain yang namanya keindahan yang luar biasa di sini". Sekitar 20 menit aku bercara dengan ibu ku lewat telfon aku pun langsung berkata Mah udah dulu ya mah takut mahal bayarnya hihihi dan langsung di jawab oleh ibu ku Yaudah gih sana kamu lanjutin aktivitas kamu, jangan lupa makan dan minum susu putih yang udah mamah beliin ya a dan aku pun langsung menjawab Iya mah iya yaudah aa lanjutin aktivitas aa dulu ya mah Assalamualaikum dan langsung ku putuskan sambungan telfon ku dengan mamah ku dan langsung bergegas menuju kasir untuk membayar tarif telfon yang tertera di ruang itu. Setelah selesai membayar tarif telfon yang saat itu ku bayar dengan uang Rp 25.000 yang menurutku mahal karena uang jajan ku perbulan hanya di berikan Rp 300.000 yang tinggal tersisa Rp 125.000 dan padahal waktu masih 20 hari lagi.
    Dua minggu berlalu dan waktu libur pun telah tiba dan biasanya para santri merayakan hari-hari libur untuk bergegas menelfon para orangtua nya untuk meminta di jemput untuk mendapatkan izin pulang dengan kartu izin yang berwarna hijau. Aku pun menelfon orangtua ku dan kebetulan yang mengangkat telfon ku adalah ayah ku dan aku pun meminta ayah ku untuk menjemput ku di pesantren besok karena aku sudah rindu sekali dengan ayah dan juga ibu ku. Setelah selesai menelfon aku pun langsung bergegas menuju kamar untuk membereskan pakaian yang akan aku bawa pulang ke rumah tercinta ku. Setelah selesai membereskan semua pakaian yang akan aku bawa pulang ke rumah tercinta ku aku pun langsung bergegas dan berlari ke masjid karena adzan maghrib telah di kumandangkan. Seperti biasa sebelum memasuki masjid hal yang pertama aku lakukan adalah mengambil air wudhu setelah selesai mengambil air wudhu aku langsung bergegas memasuki masjid untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah.

Bersambung ....

No comments:

Post a Comment

Silahkan beri komentar anda dan usahakan komentar yang menggunakan kata yang baik ya sobat :-)

Subscribe

Flickr