Pagi
yang indah embun yang sejuk serta burung-burung berkicauan menemani hari-hari
ku seorang manusia yang Hatinya penuh dengan kegelapan. Iya aku adalah si Hati
Gelap yang tidak pernah merasakan ke tenangan dalam hidup. Aku selalu merasakan
ke khawatiran yang mendalam di setiap hari-hari ku , di setiap waktu yang telah
aku lewati selama 14 tahun lamanya. Aku tidak pernah merasa bahagia ketika aku
mendapatkan kejutan special dari orang-orang special, aku menganggap itu semua
biasa saja. Aku tidak pernah merasakan ke puasan disetiap apa yang telah aku
dapatkan. Aku selalu mengeluh di setiap waktu, termenung, terdiam tanpa kata
karena memikirkan sesuatu apa yang tidak aku tahu maksud dan tujuan nya. Aku terus mencari kebenaran serta jawaban
akan semua yang aku pikirkan selama ini. Aku bertanya-tanya aku ini awal nya
seperti apa, mengapa aku bias menjadi seorang yang berhati gelap seperti saat
ini. Aku terlena dengan ke hidupan mewah yang belum pernah aku dapatkan
semenjak aku lahir ke dunia.
Walau aku seorang berhati gelap tapi aku ingin sekali
membantu orang-orang yang kesusahan baik itu dari segi material, kesehatan, dan
kesenangan. Aku sangat selalu ingin membagikan semua yang aku miliki kepada
mereka, aku ingin membagikan mereka pakaian,makanan, serta material walaupun
tidak banyak tapi itu cukup untuk membuat mereka tertawa, dan itu cukup untuk
membuat ku sedikit tersenyum. Aku adalah seorang yang tidak pernah merasa
peduli ke pada orang-orang yang telah menyakiti ku, aku akan sangat peduli
hanya ke pada ibu,ayah,serta keluarga ku. Aku mencintai mereka aku menyayangi
mereka aku tak pernah ingin melihat mereka kecewa dengan sifat ku. Tapi aku
sudah membuat mereka kecewa beberapa kali, aku seringkali berjanji kepada
mereka kalau aku tidak akan pernah membuat mereka kecewa dengan datang nya aku
ke dunia ini. Tapi aku seringkali mengingkari semua janji ku kepada mereka
semua. Mereka sangat kecewa dengan ke bohongan ku, ke ingkaran ku, serta ke
sombongan ku.
Mereka menunjukkan rasa kecewa mereka dengan selalu
menganggap ku bukan seperti seorang keluarga malah melainkan menganggap ku
seperti orang lain. Hingga aku lelah dan mencoba mencari seorang teman yang
bisa membuat ku berubah dan membuat ku semakin lebih baik dari sebelumnya. Aku
berjalan mengikuti arah mata angin dan terus berjalan mencari seorang teman
yang bias membuat ku menjadi seseorang yang memiliki pribadi yang baik. Hingga
pada suatu waktu aku menemukan seorang teman yang ku anggap dialah teman yang
aku cari selama perjalanan ku mencari seorang teman. Dia sangat baik, sangat
perhatian ke pada ku, dia selalu memberikan ku saran-saran yang sangat indah
hingga menyentuh hati ku yang sangat gelap. Ketika dia berkata “Kawan ingatlah
kamu tidak akan terus hidup selamanya , dan aku tidak akan hidup selama nya,
apakah kamu ingin terus-terusan menjadi seorang yang berhati gelap seperti
keadaan mu sekarang ini? Kamu tidak kah merasa kasihan terhadap kedua orang tua
mu yang selalu menunggu perubahan sikap mu, perubahan pemikiran mu, serta
mereka rela menunggu perubahan hati mu hingga kamu menjadi anak yang baik dan
patuh kepada semua hal yang mereka perintahkan.” Aku merasa sedih, aku menangis
saat itu dan aku baru pertama kali merasakan yang namanya kesedihan yang
mendalam ketika aku mendengarkan kata-kata teman ku yang seperti itu.
Aku berfikir kapan aku bisa seperti apa yang telah kedua
orang tua ku harapkan, aku ingin menjadi anak yang baik, penurut, dan aku ingin
sekali membanggakan kedua orang tua ku tapi aku bingung dengan cara apa aku
bisa membangga kan mereka. Hingga pada akhirnya aku mencoba mengikuti dan
mematuhi apa yang orang tua ku katakan. Ku coba untuk menjalani hari-hari ku
penuh dengan kepatuhan ku kepada semua perintah kedua orang tua ku. Aku mencoba
untuk peduli, aku mencoba untuk bisa menepati janji, aku mencoba untuk menjadi
seorang yang memiliki pribadi yang baik dengan orang sekitar. Aku terus menjadi
seorang yang hari-hari nya di penuhi dengan perintah kedua orang tua ku, namun
aku merasa jenuh ketika aku selalu di jadi kan seperti itu. Aku kembali menjadi
seorang yang ingkar,angkuh,sombong, serta aku kembali menjadi seorang yang
tidak perduli kepada orang yang berada disekitar ku. Semua hal itu menjadikan
aku seorang yang pendiam, kaku, serta “gaptek” pada perkembangan jaman dari
tahun-ketahun.
Hari-hari ku hanya di penuhi dengan menulis, menulis semua
perasaan ku kepada sebuah buku. Setiap aku menulis entah kenapa aku merasakan
hal yang berbeda, aku selalu merasakan sensasi yang luar biasa ketika aku menulis.
Aku merasakan kesenangan yang jauh lebih indah dari sebelumnya, hari-hari ku
terasa lebih berwarna ketika aku menulis semua isi hati ku pada sebuah buku
yang aku miliki dulu. Buku itu ku penuhi dengan semua curhatan hati ku, ku
tuliskan semua kisah ku pada buku itu. Aku menuliskan semua kesedihan ku,
kesenangan ku, dan juga penyesalan ku terhadap hati ku yang gelap ini. Aku
butuh seorang kekasih yang bisa ku jadi kan inspirasi dalam ke hidupan ku bukan
malah menjadi boomerang yang akan membuat ke gelapan hati ku menjadi lancip
bagai pedang. Pada saat itu aku hanya akan menerima seorang wanita untuk
menjadi kekasih ku saat wanita itu masuk kedalam category wanita idaman ku. Dan
category wanita idaman ku pada saat itu adalah wanita yang cantik, baik, perhatian,
punya motivasi hidup yang lebih baik dari aku, bisa menunjukkan ku arah yang
benar untuk aku menuju jalan kebaikan, serta bisa menerima ku apa ada nya
sampai aku bisa membahagiakan dia dengan ada apa nya.
Sampai suatu saat aku duduk di bangku SMA yang berinisial IC
aku menemukan wanita yang aku cari dia bernama Faizah Mahda. Dia wanita yang
menurutku sangat ideal dan dia masuk ke dalam semua category wanita yang aku
ingin kan. Dia baik, cantik, punya motivasi hidup yang lebih dari ku, serta bisa
membuat ku lebih baik dari aku yang sebelum nya. Walaupun jarak dia dan diriku
jauh namun dia masih bisa memberikan ku kabar dan bisa memberikan aku senyuman
ketika aku melakukan video call dengan dia lewat gadget ku. Jauh iya dia sangat
jauh dari pandangan ku karena aku sekolah di SMA swasta sedangkan dia sekolah
di Pondok Pesantren, aku jarang sekali bisa bertemu dengan dia, tapi aku sering
sekali mendapatkan senyuman dari nya lewat video call yang dia berikan setiap
satu bulan sekali lewat video call. Hari terus berganti dan waktu terus
berjalan hingga pada saat dimana sekolah ku dan sekolah dia memasuki hari libur
yang panjang. Dia menelfon ku saat itu untuk mengajak ku jalan-jalan, dia indah
karena dia selalu memberikan waktu luangnya hanya untuk memberikan aku
senyuman, tawa, serta kebahagiaan yang tak akan pernah tergantikan dan tak akan
pernah ku lupakan.
Dia bukan cuma cantik tapi dia juga baik, dia penurut kepada
kedua orang tua nya, dia juga telah merubah semua pikiran ku yang menganggap
kalau orang disekitar ku itu sama saja seperti orang-orang yang berada di
televise. Wanita yang aku sayangi pada saat itu adalah pribadi yang bisa
memberikan senyuman kepada ku disaat apa pun. Hingga pada saatnya tiba dia
mulai bosan dengan semua sifat bodoh ku yang selalu ku tunjukkan pada nya. Aku
selalu membohongi nya ketika aku sedang bersedih, aku membohongi nya dengan
sifat ku yang biasa-biasa saja walaupun hati ku menangis. Aku selalu mengatakan
semua hal yang tidak sesuai dengan kenyataan, aku menjanjikan sebuah cincin
pertunangan kepadanya yang belum pernah bisa aku wujudkan. Hingga pada akhirnya
dia meminta kepada ku untuk mengakhiri hubungan ku dengan nya. Saat itu aku
merasakan kesedihan yang mendalam dua kali, aku terdiam di kamar selama tiga
hari aku terus-terusan menangis meratapi semua kebohongan ku dan semua ke
ingkaran janji ku kepada nya. Saat itu aku terpuruk, aku merasa diriku itu tak
berguna hanya karena kisah cinta ku yang hancur. Hidupku hancur dan aku kembali
seperti aku yang dulu dan mencari seorang yang bisa lebih baik dari dia.
Aku mencari terus mencari seorang wanita yang lebih baik dari
dia. Pada waktu itu aku mendapatkan seorang kekasih, tapi aku belum merasakan
dia lebih baik dari pada Faizah Mahda. Di bangku SMA aku menjadi seorang laki-laki
yang wanita sering sebutkan dengan sebutan “Playboy.” Aku menjadi pria yang
sering sekali berganti-ganti pasangan setiap sebulan sekali hanya untuk bisa
move on dari wanita yang bernama Faizah Mahda, tapi aku tidak pernah menemukan
wanita yang ku inginkan itu. Hari terus berganti dan waktu terus berjalan aku
pun lulus dari SMA IC. Dan aku melanjutkan pendidikan ku di suatu Universitas
yang berinisial UG atau si kampus ungu yang berada di kota Depok. Saat itu aku
memilih jurusan Sistem Komputer, karena ketika ku SMA aku sangat senang sekali
bermain-main serta menghabiskan kesendirian ku dengan computer. Aku mencoba
menjalani masa-masa ku menjadi mahasiswa di kampus yang berakreditasi A itu. Ku
curahkan semua semangatku pada saat itu hanya untuk memperoleh kebahagiaan di
kampus. Tapi bukannya serius untuk menuntut ilmu, aku malah bersantai-santai
dengan semua nya, aku tidak pernah mengerjakan tugas kuliah ku, aku selalu
“tipsen” kepada teman kelasku ketika aku malas untuk masuk kuliah. Hingga pada
akhirnya aku jenuh untuk belajar dan memutuskan untuk berhenti kuliah dan
menganggur setengah bulan pada saat itu.
No comments:
Post a Comment
Silahkan beri komentar anda dan usahakan komentar yang menggunakan kata yang baik ya sobat :-)