Tuesday, December 29, 2015

Perjalanan si Hati Gelap



Pagi yang indah embun yang sejuk serta burung-burung berkicauan menemani hari-hari ku seorang manusia yang Hatinya penuh dengan kegelapan. Iya aku adalah si Hati Gelap yang tidak pernah merasakan ke tenangan dalam hidup. Aku selalu merasakan ke khawatiran yang mendalam di setiap hari-hari ku , di setiap waktu yang telah aku lewati selama 14 tahun lamanya. Aku tidak pernah merasa bahagia ketika aku mendapatkan kejutan special dari orang-orang special, aku menganggap itu semua biasa saja. Aku tidak pernah merasakan ke puasan disetiap apa yang telah aku dapatkan. Aku selalu mengeluh di setiap waktu, termenung, terdiam tanpa kata karena memikirkan sesuatu apa yang tidak aku tahu maksud dan tujuan nya.  Aku terus mencari kebenaran serta jawaban akan semua yang aku pikirkan selama ini. Aku bertanya-tanya aku ini awal nya seperti apa, mengapa aku bias menjadi seorang yang berhati gelap seperti saat ini. Aku terlena dengan ke hidupan mewah yang belum pernah aku dapatkan semenjak aku lahir ke dunia.

Walau aku seorang berhati gelap tapi aku ingin sekali membantu orang-orang yang kesusahan baik itu dari segi material, kesehatan, dan kesenangan. Aku sangat selalu ingin membagikan semua yang aku miliki kepada mereka, aku ingin membagikan mereka pakaian,makanan, serta material walaupun tidak banyak tapi itu cukup untuk membuat mereka tertawa, dan itu cukup untuk membuat ku sedikit tersenyum. Aku adalah seorang yang tidak pernah merasa peduli ke pada orang-orang yang telah menyakiti ku, aku akan sangat peduli hanya ke pada ibu,ayah,serta keluarga ku. Aku mencintai mereka aku menyayangi mereka aku tak pernah ingin melihat mereka kecewa dengan sifat ku. Tapi aku sudah membuat mereka kecewa beberapa kali, aku seringkali berjanji kepada mereka kalau aku tidak akan pernah membuat mereka kecewa dengan datang nya aku ke dunia ini. Tapi aku seringkali mengingkari semua janji ku kepada mereka semua. Mereka sangat kecewa dengan ke bohongan ku, ke ingkaran ku, serta ke sombongan ku.

Mereka menunjukkan rasa kecewa mereka dengan selalu menganggap ku bukan seperti seorang keluarga malah melainkan menganggap ku seperti orang lain. Hingga aku lelah dan mencoba mencari seorang teman yang bisa membuat ku berubah dan membuat ku semakin lebih baik dari sebelumnya. Aku berjalan mengikuti arah mata angin dan terus berjalan mencari seorang teman yang bias membuat ku menjadi seseorang yang memiliki pribadi yang baik. Hingga pada suatu waktu aku menemukan seorang teman yang ku anggap dialah teman yang aku cari selama perjalanan ku mencari seorang teman. Dia sangat baik, sangat perhatian ke pada ku, dia selalu memberikan ku saran-saran yang sangat indah hingga menyentuh hati ku yang sangat gelap. Ketika dia berkata “Kawan ingatlah kamu tidak akan terus hidup selamanya , dan aku tidak akan hidup selama nya, apakah kamu ingin terus-terusan menjadi seorang yang berhati gelap seperti keadaan mu sekarang ini? Kamu tidak kah merasa kasihan terhadap kedua orang tua mu yang selalu menunggu perubahan sikap mu, perubahan pemikiran mu, serta mereka rela menunggu perubahan hati mu hingga kamu menjadi anak yang baik dan patuh kepada semua hal yang mereka perintahkan.” Aku merasa sedih, aku menangis saat itu dan aku baru pertama kali merasakan yang namanya kesedihan yang mendalam ketika aku mendengarkan kata-kata teman ku yang seperti itu.

Aku berfikir kapan aku bisa seperti apa yang telah kedua orang tua ku harapkan, aku ingin menjadi anak yang baik, penurut, dan aku ingin sekali membanggakan kedua orang tua ku tapi aku bingung dengan cara apa aku bisa membangga kan mereka. Hingga pada akhirnya aku mencoba mengikuti dan mematuhi apa yang orang tua ku katakan. Ku coba untuk menjalani hari-hari ku penuh dengan kepatuhan ku kepada semua perintah kedua orang tua ku. Aku mencoba untuk peduli, aku mencoba untuk bisa menepati janji, aku mencoba untuk menjadi seorang yang memiliki pribadi yang baik dengan orang sekitar. Aku terus menjadi seorang yang hari-hari nya di penuhi dengan perintah kedua orang tua ku, namun aku merasa jenuh ketika aku selalu di jadi kan seperti itu. Aku kembali menjadi seorang yang ingkar,angkuh,sombong, serta aku kembali menjadi seorang yang tidak perduli kepada orang yang berada disekitar ku. Semua hal itu menjadikan aku seorang yang pendiam, kaku, serta “gaptek” pada perkembangan jaman dari tahun-ketahun.

Hari-hari ku hanya di penuhi dengan menulis, menulis semua perasaan ku kepada sebuah buku. Setiap aku menulis entah kenapa aku merasakan hal yang berbeda, aku selalu merasakan sensasi yang luar biasa ketika aku menulis. Aku merasakan kesenangan yang jauh lebih indah dari sebelumnya, hari-hari ku terasa lebih berwarna ketika aku menulis semua isi hati ku pada sebuah buku yang aku miliki dulu. Buku itu ku penuhi dengan semua curhatan hati ku, ku tuliskan semua kisah ku pada buku itu. Aku menuliskan semua kesedihan ku, kesenangan ku, dan juga penyesalan ku terhadap hati ku yang gelap ini. Aku butuh seorang kekasih yang bisa ku jadi kan inspirasi dalam ke hidupan ku bukan malah menjadi boomerang yang akan membuat ke gelapan hati ku menjadi lancip bagai pedang. Pada saat itu aku hanya akan menerima seorang wanita untuk menjadi kekasih ku saat wanita itu masuk kedalam category wanita idaman ku. Dan category wanita idaman ku pada saat itu adalah wanita yang cantik, baik, perhatian, punya motivasi hidup yang lebih baik dari aku, bisa menunjukkan ku arah yang benar untuk aku menuju jalan kebaikan, serta bisa menerima ku apa ada nya sampai aku bisa membahagiakan dia dengan ada apa nya.

Sampai suatu saat aku duduk di bangku SMA yang berinisial IC aku menemukan wanita yang aku cari dia bernama Faizah Mahda. Dia wanita yang menurutku sangat ideal dan dia masuk ke dalam semua category wanita yang aku ingin kan. Dia baik, cantik, punya motivasi hidup yang lebih dari ku, serta bisa membuat ku lebih baik dari aku yang sebelum nya. Walaupun jarak dia dan diriku jauh namun dia masih bisa memberikan ku kabar dan bisa memberikan aku senyuman ketika aku melakukan video call dengan dia lewat gadget ku. Jauh iya dia sangat jauh dari pandangan ku karena aku sekolah di SMA swasta sedangkan dia sekolah di Pondok Pesantren, aku jarang sekali bisa bertemu dengan dia, tapi aku sering sekali mendapatkan senyuman dari nya lewat video call yang dia berikan setiap satu bulan sekali lewat video call. Hari terus berganti dan waktu terus berjalan hingga pada saat dimana sekolah ku dan sekolah dia memasuki hari libur yang panjang. Dia menelfon ku saat itu untuk mengajak ku jalan-jalan, dia indah karena dia selalu memberikan waktu luangnya hanya untuk memberikan aku senyuman, tawa, serta kebahagiaan yang tak akan pernah tergantikan dan tak akan pernah ku lupakan.

Dia bukan cuma cantik tapi dia juga baik, dia penurut kepada kedua orang tua nya, dia juga telah merubah semua pikiran ku yang menganggap kalau orang disekitar ku itu sama saja seperti orang-orang yang berada di televise. Wanita yang aku sayangi pada saat itu adalah pribadi yang bisa memberikan senyuman kepada ku disaat apa pun. Hingga pada saatnya tiba dia mulai bosan dengan semua sifat bodoh ku yang selalu ku tunjukkan pada nya. Aku selalu membohongi nya ketika aku sedang bersedih, aku membohongi nya dengan sifat ku yang biasa-biasa saja walaupun hati ku menangis. Aku selalu mengatakan semua hal yang tidak sesuai dengan kenyataan, aku menjanjikan sebuah cincin pertunangan kepadanya yang belum pernah bisa aku wujudkan. Hingga pada akhirnya dia meminta kepada ku untuk mengakhiri hubungan ku dengan nya. Saat itu aku merasakan kesedihan yang mendalam dua kali, aku terdiam di kamar selama tiga hari aku terus-terusan menangis meratapi semua kebohongan ku dan semua ke ingkaran janji ku kepada nya. Saat itu aku terpuruk, aku merasa diriku itu tak berguna hanya karena kisah cinta ku yang hancur. Hidupku hancur dan aku kembali seperti aku yang dulu dan mencari seorang yang bisa lebih baik dari dia.

Aku mencari terus mencari seorang wanita yang lebih baik dari dia. Pada waktu itu aku mendapatkan seorang kekasih, tapi aku belum merasakan dia lebih baik dari pada Faizah Mahda. Di bangku SMA aku menjadi seorang laki-laki yang wanita sering sebutkan dengan sebutan “Playboy.” Aku menjadi pria yang sering sekali berganti-ganti pasangan setiap sebulan sekali hanya untuk bisa move on dari wanita yang bernama Faizah Mahda, tapi aku tidak pernah menemukan wanita yang ku inginkan itu. Hari terus berganti dan waktu terus berjalan aku pun lulus dari SMA IC. Dan aku melanjutkan pendidikan ku di suatu Universitas yang berinisial UG atau si kampus ungu yang berada di kota Depok. Saat itu aku memilih jurusan Sistem Komputer, karena ketika ku SMA aku sangat senang sekali bermain-main serta menghabiskan kesendirian ku dengan computer. Aku mencoba menjalani masa-masa ku menjadi mahasiswa di kampus yang berakreditasi A itu. Ku curahkan semua semangatku pada saat itu hanya untuk memperoleh kebahagiaan di kampus. Tapi bukannya serius untuk menuntut ilmu, aku malah bersantai-santai dengan semua nya, aku tidak pernah mengerjakan tugas kuliah ku, aku selalu “tipsen” kepada teman kelasku ketika aku malas untuk masuk kuliah. Hingga pada akhirnya aku jenuh untuk belajar dan memutuskan untuk berhenti kuliah dan menganggur setengah bulan pada saat itu.

No comments:

Post a Comment

Silahkan beri komentar anda dan usahakan komentar yang menggunakan kata yang baik ya sobat :-)

Subscribe

Flickr